BBS.COM | CILEGON, BANTEN – Nelayan Tanjung Peni Kembali Keruk Pangkalan Dangkal, Desak DPRD dan Pemkot Cilegon Bertindak. Puluhan nelayan di Tanjung Peni, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, kembali melakukan aksi gotong royong. Untuk mengeruk jalur keluar-masuk perahu di pangkalan mereka. Aksi ini dilakukan secara mandiri lantaran kondisi perairan yang semakin dangkal. Sehingga menyulitkan aktivitas melaut. Senin 8 September 2025

“Kondisinya makin parah, kami sampai harus patungan menyewa alat berat (longarm) agar bisa tetap melaut,” ungkap Supiyandi. Wakil Ketua Rukun Nelayan Tanjung Peni. Saat ditemui di lokasi kegiatan.
Supiyandi menilai Pemkot Cilegon dan DPRD setempat abai terhadap penderitaan nelayan yang terdampak langsung oleh pendangkalan dan kerusakan lingkungan.
“Kami sudah berkali-kali menyuarakan keluhan, tapi Pemkot dan DPRD hanya diam. Pangkalan makin dangkal, akses perahu sulit, sementara industri tetap dibiarkan merusak,” tegasnya.
Menurutnya, DPRD Cilegon tidak seharusnya hanya duduk di balik meja. Melainkan turun langsung ke lapangan untuk menelusuri penyebab pendangkalan. Yang diduga kuat berkaitan dengan aktivitas industri di sekitar wilayah pesisir.
“Ada indikasi kuat bahwa industri menutup aliran sungai, membuang limbah lumpur, hingga menyebabkan penumpukan sampah,” lanjutnya.
Nelayan mendesak agar DPRD segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan perusahaan terkait. Mereka juga meminta dewan tidak hanya menjadi “stempel” kebijakan pemerintah kota. Tetapi benar-benar mengeluarkan rekomendasi tegas dan sanksi bagi perusahaan yang terbukti merusak lingkungan.
Supiyandi juga menyinggung janji politik Wali Kota Cilegon, Robinsar, yang menurutnya belum terbukti nyata di lapangan.
“Kami sudah cukup sabar. Kalau DPRD dan Wali Kota tidak segera bertindak, kami siap menggelar aksi lebih besar. Jangan biarkan nelayan Tanjung Peni jadi korban keserakahan industri,” tutupnya.
( Suheli )